NEGERI UJUNG UTARA

NEGERI UJUNG UTARA
PWI REFORMASI

Jumat, 01 Juni 2012

Berita Bisa 'Dibeli' dengan Uang Pernyataan Kadisdik Natuna Sakiti Hati Insan Pers

NATUNA, batamtoday - Persatuan Wartawan Indonesia Reformasi (PWI-R) Korcab Natuna menyayangkan pernyataan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Natuna, Jasman Harus di hadapan sejumlah siswa SLTA pada acara pelatihan jurnalistik yang diselengarakan oleh Persatuan Jurnalistik Natuna (PJN), Rabu(30/5/2012) di aula kelas SMA2 Ranai, Natuna.

Pernyataan Jasman tersebut dinilai telah mencederai hati insan pers. Pasalnya, saat menyampaikan materi di hadapan siswa dan guru SMA 2, dia mengatakan, seharusnya wartawan membuat berita konfirmasi dulu sesuai dengan kaidah jurnalistik dan meminta agar informasi dari nara sumber dibisikkan dan kalau berita yang bakal dimuat baik bahkan dirinya menyodorkan sejumlah uang.

"Kalau perlu bisikan narasumber dan kalau menarik beritanya, tadinya kita mau beri Rp200 ribu bisa menjadi Rp2 juta," kata Jasman dalam pertemuan di sekolah.

Ketua PWI-R Kabupaten Natuna, Riky Rinovsky bersama lembaga Pers lainnya mengecam pernyataan seorang Kepala Dinas Pendidikan Natuna. Mereka akan melayangkan surat pernyataan sikap terhadap ucapan tidak sepantasnya disampaikan di depan forum sisiwa dalam acara pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan oleh Persatuan Jurnalistik Natuna (PJN).

"Tidak pantas seorang Kepala Dinas Pendidikan menyampaikan kata seperti itu di hadapan siswa sehingga jelas menjatuhkan martabat kita sebagai insan pers," kata Riky.

Riky juga menambahkan sebagai Kepala Dinas Pendidikan jangan mengambinghitamkan permasalahan beberapa media yang memberitakan kritikan terhadap dunia pendidikan di Natuna yang saat ini sangat turun.
"Sebaiknya sebagai dia tidak menghubungkan adanya pemberitaan media yang sering memberikan kritik karena turunnya prestasi pendidikan di Natuna ini," ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang Natuna, Ramayulis Piliang mengatakan sebagai seorang kepala dinas harus mengetahui etika dan sopan santun dalam berbicara.

"Pernyataannya sangat menyudutkan profesi sebagai wartawan, seharusnya etika kita sebagai orang timur dijunjung tinggi bukan bicara seenak perut saja apalagi hal ini dilakukan di depan umum," kata Ramayulis.
(Emmi/Dodo)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RSS FEED