NEGERI UJUNG UTARA

NEGERI UJUNG UTARA
PWI REFORMASI

Sabtu, 27 April 2013

PWI Reformasi Risert Alam Natuna Bersama Ahli Geology



Selama satu minggu sampai bertepatan hari pers nasional (HPN) (9/2) kemarin, PWI-Reformasi Cabang Kabupaten Natuna, propinsi Kepri mengadakan ekspedisi NKRI penelitian perbatasan di kaki gunung Ranai serta daerah berbatuan di Natuna.

Dalam penelitian ini, Persatuan Wartawan Indonesia Reformasi (PWIR) Korcab Natuna bekerjasama dengan ahli geologi dari peneliti Agincourt Resources G-Resources Group Ltd, dengan tujuan meneliti kandungan alam Natuna beserta isi kandungan mineral yang belum terekspos secara merata keberadaannya ahirnya akan dibuat sebuah buku jurnal kegiatan PWI reformasi masa bakti 2012-2015.

Penelitian itu juga meliputi pendataan kerusakan hutan, pendataan pulau-pulau terdepan, penelitian geologi dan potensi bencana, pendataan flora dan fauna serta pendataan dan penelitian sosial budaya.

Selama penelitian, menemukan hamparan batu granit di Bunguran Utara, masyarakat di daerah ini bersyukur dengan munculnya batu-batu itu karena selain membantu memberikan perlindungan dari tabrakan ombak laut, batu juga bisa mereka manfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dengan cara dibakar, dipecah lalu dijual.

“Di Natuna banyak yang mengandalkan batu granit sebagai sumber nafkah keluarga, karena melimpahnya hasil alam daerah membuat sejumlah masyarakat mengandalkan hasil dari pemecah batu,” ujar Ketua PWIR Natuna, Rikyrinovsky.

Ternyata di balik keunikan batu tersebut dari Kualitas batu hitam atau yang di kenal dengan sebutan ”granit” yang ada di Bukit Senubing, Kecamatan Bunguran Utara, Natuna, Kepulauan Riau, memiliki kualitas ekspor. Hal ini terlihat dari kandungan batu granit yakni Plagioklas, Alkali fedsfar dan Kuarsa. “Dengan kandungan ini, batu granit lebih keras dengan corak warrna hitam kehijauan,” ungkap Geologis, Muhammad Jendry yang juga almunus Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jogjakarta.
“Kandungan dalam bongkahan batu granit sangat berkalitas super dan sangat disayangkan pemerintah daerah kurang mengerti dan tanggap serta sosialisasi ke warga tentang kalitas batu granit ini. Seharusnya batu granit ini menjadi komoditi ekspor, ini malah diproduksi secara tradisional,” tambah Jendri menyayangkan.
Kualitas Batu granit di Natuna sangat baik dan dimanfatkan utuk ornament marmer dibandingkan harus dipecah butiran kecil sehinga harga ekonomisnya sangat mahal.
Lebih lanjut dikatakn Jendry, batu cincin, pada dasarnya adalah cairan sisa magma (late magmatic) yang kemudian mendingin. Saat proses pendinginan, terjadi percampuran-pencampuran kimia mungkin terjadi yang menyebabkan banyak variasi warna. Penvampuran fisik juga bisa terjadi sehingga kadang juga sering dijumpa batu cincin yang berbatas.

Dalam istilah umum, batu cincin disebut batu akik. Dalam istilah geologi disebut sebagai gemstone. Gemstone sendiri masih general sehingga bila di defenisikan, gemstone terdiri dari beberapa group batu. Namun sebenarnya bukan batu, tapi mineral. Inilah yang disebut sebagai Kalsedon.

Kalsedon berbahan dasar Silika yang bahan dasarnya dari magma juga. Kalsedon, banyak jenisnya, dan jenis kalsedon yang banyak inilah yang kemudian manjadi istilah di orang awam sebagai, kecubung, batu sapphire, giok, merah delima, dan lain-lain.Itu semua adalah satu group kalsedone.

Minerel Bijih
Mineral bijih yang diolah menjadi bahan komoditas ekspor atau impor. Misalnya, besi, seng, tembaga, perak, timah , emas dan lain-lain. Dan bijih, tidak bisa dibuat cincin, karena bila digosok makin buram bukan makin mengkilat.


Jadi, batu cincin adalah hal yang biasa bagi geologist, namun luar biasa bagi yang lain. Sebaliknya orang lain akan anggap biasa batu bijih.

Batu Rijang
Hasil risert dikerjakan berapa sampel batu serta kandungan pasir di Natuna akan diteliti lebih dalam di laboratorium, secara kasatmaata bebatuan di Natuna sangat berkualitas ekspor tapi sayang pemerintah daerah tidak ambil peduli memikirkan peluang dari batu tersebut, malah batu-batu itu dipecah menjadi kerikil utuk bahan bangunan.
Potensi kandungan mineral di Natuna selain geranit, juga memiliki potensi pasir Zirkon. Bagi masyarakat umum, zirkon diketahui sebagai bahan baku untuk keramik dan komponen elektronik. Akan tetapi, zirkon juga digunakan dalam pembuatan selongsong pembangkit listrik tenaga nuklir. Selongsong adalah semacam tabung untuk diisi bahan bakar uranium.

“Banyak yang belum mengetahui manfaat zirkon. Padahal, dalam pasir zirkon juga ada titanium,” tandas Muhamad Jendry.

Lebihnya lagi, di pelabuhan Selat Lampha, kecamaan Bunguran Bara terdapat batu rijang. Rijang merupakan batuan sedimen yang diendapkan di laut dalam (abyssal), yang berdasarkan kandungan fosil renik Radiolaria menunjukan bahwa batuan ini berumur kapur atas, sedangkan batugamping merah adalah endapan plankton gampingan yang mungkin terkumpul pada bagian-bagian meninggi setempat-setempat.

Kebanyakan perlapisan rijang tersusun oleh sisa organisme penghasil silika seperti di atom dan radiolaria. Endapan tersebut dihasilkan dari hasil pemadatan dan rekristalisasi dari lumpur silika organik yang terakumulasi pada dasar lautan yang dalam. Lumpur tersebut bersama-sama terkumpul dibawah zona-zona plangtonik radiolaria dan diatom saat hidup di permukaan air dengan suhu yang hangat. Saat organisme tersebut mati, cangkang mereka diendapkan perlahan di dasar laut dalam yang kemudian mengalami akumulasi yang masih saling lepas.

Disimpulkan, batuan sedimen merah ini terdiri atas lapisan rijang dan lapisan lempung merah gampingan. Rijang berwarna merah karena mengandung unsur besi dan berisi fosil radiolaria berusia 80 juta tahun atau Zaman Kapur Atas. Batuan dasar samudera pada kedalaman minimal 4.000 meter ini seharusnya horizontal, tapi menjadi tegak karena pengaruh tektonik yang mengangkatnya.

Batuan beku di bagian atasnya adalah lava basal dari gunung berapi di dasar laut. Lava bantal ini terbentuk pada zona pemekaran dasar samudra, yang langsung membeku ketika terkena air laut. “Batu ini adalah bukti adanya kegiatan vulkanis bawah laut yang mengakibatkan pemekaran tengah laut,” kilah Jendry.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RSS FEED